3. File
System
File System adalah metode untuk
menyimpan dan mengatur file-file dan data yang tersimpan di dalamnya untuk
membuatnya mudah ditemukan dan diakses. File System dapat menggunakan media
penyimpan data seperti HardDisk atau CD Rom. File System juga dapat melibatkan
perawatan lokasi fisik file, juga memberikan akses ke data pada file server
dengan berlaku sebagai klien untuk protokol jaringan (mis. NFS atau SMB klien),
atau dapat juga berlaku sebagai file system virtual dan hanya ada sebagai
metode akses untuk data virtual. Lebih umum lagi, file system merupakan
database khusus untuk penyimpanan, pengelolaan, manipulasi dan pengambilan
data.
3.1 Aspek-aspek
File
System
Kebanyakan file System
menggunakan media penyimpan mendasar yang menawarkan akses ke suatu array
dengan blok ukuran tertentu yang dinamakan sector, umumnya dengan ukuran
pangkat 2 (512 bytes atau 1,2, atau 4 KiB). Software File System bertugas menata sektor-sektor
tersebut menjadi file dan direktori, serta mengatur sektor mana milik file mana
dan sektor mana yang belum terpakai. Kebanyakan file system mengalamatkan data
dalam unit dengan ukuran tertentu yang disebut cluster atau blok yang
mengandung sejumlah disk sector (biasanya antara 1-64). Cluster atau blok ini
adalah space disk terkecil yang dapat dialokasikan untuk menyimpan file.
Bagaimanapun,
file system bisa jadi tidak perlu menggunakan media penyimpan sama sekali. File
System dapat dipakai untuk menata dan mewakili akses ke setiap data, apakah
data itu disimpan atau dibuat secara dinamis.
3.1.1 Nama File
Tidak
peduli apakah file System memiliki media penyimpan atau tidak, file system
umumnya memiliki direktori yang menyesuaikan antara nama file dan file,
biasanya dengan menghubungkan nama file dan suatu index dalam file.
3.1.2
3.1.2 Metadata
Informasi
lain yang disimpan biasanya berhubungan dengan tiap file yang ada dalam file
system. Panjang data yang dikandung dalam sebuah file dapat disimpan sebagai nomor
blok yang disediakan untuk file atau sebagai hitungan byte. Waktu di mana file terakhir kali dimodifikasi dapat
disimpan sebagai timestamp dari file. Beberapa file system juga menyimpan waktu
pembuatan file, waktu terakhir kali diakses, dan waktu di mana meta data dari
file diubah. Informasi lain termasuk juga tipe media file (blok, karakter,
soket, subdirektori), User-ID pemilik dan Group-ID, serta setting access
permission-nya (read only, executeble, dll).
Atribut
sebarang dapat dilekatkan pada file system tingkat lanjut, seperti XFS,
ext2/ext3, beberapa versi UFS dan HFS+ menggunakan atribut file diperluas.
Fitur ini diterapkan pada kernel Linux, FreeBSD dan MacOS X, serta membolehkan
metadata untuk dihubungkan dengan file pada level file system. Misalnya info tentang pembuat dokumen, pengkodean
karakter dari dokumen plain-text, atau checksum.
3.1.3 File system hirarkis
File
System hirarkis merupakan minat riset awal dari Dennis Ritchie. Implementasi sebelumnya
terbatas pada beberapa level, terutama IBM, bahkan pada database awal mereka
seperti IMS. Setelah suksesnya Unix, Ritchie memperluas konsep file system ini
ke dalam setiap objek dalam pengembangan Sistem Operasi berikutnya yang
dikembangkannya, seperti Plan 9 dan Inferno.
3.1.4 Fasilitas
File
System tradisional menawarkan fasilitas untuk membuat, memindah dan menghapus
file dan direktrori. File System tradisional masih kekurangan fasilitas untuk
membuat link tambahan ke direktrori, merubah link parent, dan membuat link
bidireksional ke file.
File
system tradisional juga menawarkan fasilitas untuk memotong, menambah catatan,
membuat, memindah, menghapus dan modifikasi file di tempat. Mereka tidak
menawarkan fasilitas untuk menambah di awal atau untuk meghapus dari bagian
awal file, membiarkan penyisipan tunggal sembarang ke file atau penghapusan
dari file. Operasi yang disediakan sangat asimetris dan kekurangan manfaat
dalam konteks yang tidak diharapkan. Misalnya, pipe interproses dalam Unix
harus dilakukan di luar file system karena konspe pipe tidak menawarkan
pemotongan dari awal file.
3.1.5 Keamanan
akses
Akses
aman ke dalam operasi file system dasar dapat didasarkan pada skema Access
Control List atau Capability. Hasil riset menunjukkan bahwa ACL sulit
mengamankan secara patut. File System komersial masih menggunakan Access
Control List.
SUMBER
PUSTAKA :
·
http://id.wikipedia.org/wiki/Metadata
·
http://www.slideshare.net/DebyOktavia/disk-forensik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar