Rabu, 18 April 2012

Keindahan


A.    KEINDAHAN DAN ESTETIKA
Keindahan berasal dari kata indah. Menurut sejarah Yunani kuno abad 18, pada saat itu pengertian keindahan telah dipelajari oleh para filsuf. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris keindahan diterjemahkan dengan kata “Beautiful”, bahasa Perancis “Beau”, Italia dan Spanyol “Bello”, kata-kata itu berasal dari bahasa Latin “Bellum”, akar katanya adalah “Bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “Bonellum” dan terakhir dipendekkan menjadi “bellum”. Kemudian menurut luas cakupannya, keindahan dibedakan menjadi tiga macam pengertian, yaitu :
1.      Keindahan dalam Arti Luas
Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyangkut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan; Plotinus yang berbicara tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah atau bisa pula disimak dari apa yang biasa dibicarakan oleh orang- orang Yunani mengenai buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetik disebutnya
2.      Keindahan dalam Arti Estetika Murni
Hal ini murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3.      Keindahan dalam Arti Terbatas
Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan indera penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. Filsuf seni merumuskan keindahan sebagai
kesatuan hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan inderawi kita (Beauty is unity of formal realitions of our sense percepctions). Thomas Aquinos(1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat (Id qout visum placet).
Pendapat lain tentang keindahan. Keindahan adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan juga dapat memberikan kita rasa keingintahuan tentang hal tersebut semakin terus bertambah. Contohnya, jika kita bermusik, kita akan semakin mencari ‘feel’ apa yang cocok untuk hati kita. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni seperti pemandangan alam (Pantai, Pegunungan, Danau, Bunga, Lereng Gunung), manusia (wajah, mata, hidung, bibir, rambut, kaki, tubuh), Rumah (halaman, tatanan perabot rumah tangga dan sebagainya), Suara, Warna, dan sebagainya. Semua itu termasuk indah yang merupakan ciptaan Tuhan secara langsung. Betapa indahnya pemandangan matahari pagi dari timur dan pemandangan sore hari ketika matahari sedang menuju peraduannya di ufuk barat bumi ini. Demikian juga pemandangan yang indah ciptaan Tuhan yang muncul dari perpaduan gunung yang menghijau dengan samudera yang membiru. Indahnya pemandangan alam lepas, apalagi saat bulan pur nama yang sejuk dengan desiran angin sepoi- sepoi basah. Keindahan seperti itu sudah merupakan keindahan yang universal. Semua lapisan masyarakat akan merasakan betapa indahnya ciptaan Tuhan. Karena dalam Islam sendiri, sebuah Hadits Rasulullah SAW bersabda :
“ Sesungguhnya Allah Ta'ala indah dan suka kepada keindahan” . (HR. Muslim)
Tidak demikian halnya dengan keindahan yang merupakan karya cipta manusia. Keindahan yang merupakan karya cipta manusia itu dibatasi oleh ruang dan waktu. Meskipun keindahan karya cipta manusia itu universal, akibat pemaknaannya akan berbeda. Perbedaan itu dibatasi oleh ruang dan waktu.
Keindahan juga identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah karena dasarnya tidak benar.

Estetis dan Estetika
Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni. Estetika adalah hal yang mempelajari kualitas keindahan dari obyek, maupun daya impuls dan pengalaman estetik pencipta dan pengamatannya.
Estetika dalam kontek penciptaan menurut John Hosper merupakan bagian dari filsafat yang berkaitan dengan proses penciptaan karya yang indah.
Konsep Keindahan
Konsep Keindahan didalamnya tercakup tentang kebaikan dan menyebutkan tentang watak yang indah dan hukum yang indah sehingga merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan.
Sifat Keindahan 
Keindahan seharusnya sudah dinilai begitu karya seni pertama kali dibuat. Namun rumusan keindahan pertama kali ditentukan berasal dari keindahan yang tercipta akibat proporsi, keharmonisan, dan kesatuan. Sementara atau dalam hukum bernegara sifat keindahan lahir dari aturan-aturan, kesimetrisan, dan keberadaan.

B.     Keindahan dan kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia


C.   Keindahan dan Karya Cipta

Keindahan alam itu sangat memukau, tidak sama halnya dengan keindahan yang merupakan karya cipta manusia. Keindahan yang merupakan karya cipta manusia itu dibatasi oleh ruang dan waktu. Meskipun keindahan karya cipta manusia itu universal, akibatnya pemaknaannya akan berbeda. Perbedaan itu dibatasi oleh ruang dan waktu.
Keindahan juga identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah karena dasarnya tidak benar.
1.     Kontemplasi dan Ekstasi
Keindahan dapat dinikmati melalui selera seni atu selera biasa. Keindahan melalui selera seni didasari oleh faktor kontemplsi(contemplation) dan faktor ekstasi(ecstasy) dalam kamus Inggris - Indonesia oleh JHON M. ECHOLS dan HASSAN SHADILY (1995). Kontemplasi menurut arti kata adalah perenungan, pemikiran, dan penatapan tentang sesuatu. Dengan kata lain kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia  untuk menciptakan sesuatu yang indah.
2.      Keindahan, Keserasian dan Kehalusan
       Dalam diri manusia terdapat faktor kontemplasi dan ekstasi. Oleh karna itu keindahan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Semua manusia membutuhkan keindahan. Dalam keindahan terrcermin unsur keserasian dan kehalusan. Keserasian adalah kemampuan menata sesuatu yang dapat dinikmati orang lain karna indah. Kehalusan adalah kemampuan menciptakan sikap, prilaku, perbuatan, tutur kata ataupun cara berbusana yang menyenangkan, menarik perhatian dan menggembirakan orang lain.
3.      Kreatifitas dan Karya Cipta
       Keindahan adalah bagian dari kehidupan manusia yang merupakan kebutuhan kodrati. Karena itu, manusia berusaha menciptakan keindahan untuk memenuhi kebutuhan akan keindahan, manusia   berkreativitas menghasilkan karya cipta, karya cipta itu didasari dan dipengaruhi oleh pengalaman hidup atau oleh kenyataan yang terjadi dalam masyarakat. Tujuannya dapat dilihat dari segi nilai kehidupan manusia dan manfaat bagi manusia secara kodrati dan tujuan para penulis menciptakan keindahan dan sekaligus mengungkapkan keburukan melalui karya cipta mereka.
4.      Pengaruh Keindahan Pada Jiwa Manusia
Pengaruh atau peran dari keindahan yang mempunyai daya tarik yang sangat kuat mengakibatkan berubahnya situasi dan kondisi pada diri manusia, dampak dari keindahan dapat sangat dirasakan oleh manusia, keindahan bisa mengubah suasana yang tidak nyaman bisa menjadi nyaman, dapat menghilangkan galau, bahkan dengan seringnya kita melihat keindahan, maka kesehatan jiwa kita akan sangat bagus, bahkan raga pun menjadi sehat, karena pikiran kita yang sudah nyaman dengan keindahan bisa membuat sugesti baik pada tubuh dan psikologis kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar